Tugas Etika Bisnis (Sebelum UTS)


ANALISIS PERMASALAHAN ETIKA DALAM DUNIA KERJA






Disusun Oleh :
Nathania
1620200007


STIE MULTI DATA PALEMBANG
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PALEMBANG
2019






BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Sebagai mahluk sosial manusia pasti mempunyai aturan, tata bahasa, sikap, serta perilaku yang harus kita kontrol agar hubungan kita dengan orang lain berjalan secara nyaman. Manusia pada hakikatnya harus bekerja agar kelangsungan hidupnya dapat terpenuhi. Dalam bekerja kita tidak bisa secara individu dalam melakukan segala hal. Oleh karena itu kita sebagai manusia atau mahluk sosial kita saling membutuhkan satu dan yang lainya yang berhubungan dengan berkomunikasi secara langsung maupun tidak langsung. Dalam menjaga hubungan tersebut agar kita nyaman dalam melakukan sebuah pekerjaan kita harus memiliki kontrol dalam diri kita yang berfungsi mencegah sikap, prilaku, tata bahasa  kita yang dapat merusak bisa di cegah dengan mengunakan etika dalam bekerja. Etika dalam pekerjaan salah satu upaya yang kita gunakan dalam bekerja agar hubungan kita dengan orang yang berhungungan kerja dengan kita merasa nyaman dan dihargai dengan sikap kita yang telah di atur etika bekerja. Etika bekerja juga dapat membantu kita mengambil keputusan yang berhungungan dengan kewenangan kita dari hak kita yang berfungsi sebagi kewajiban kita dalam melakukan pekerjaan. Etika kerja juga merupakan tugas sebagai pekarja kita wajib melakukan tugas kita sebagai mana kita telah ditugaskan dari kontrak kerja yang telah disepakati oleh pihak pihak yang kita layani dalam melakukan pekerjaan tersebut. Peranan etika kerja sangat lah penting karena kita dapat melakukan hal hal positif seperti bersikap disiplin, rapih dan sopan dalam berpakaian, etika berbicara, dan bertanggung jawab.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana etika dalam dunia kerja?
2.      Bagaimana contoh kasus etika profesi dan penyelesaiannya?

1.3 Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan  dapatmemahami dan menjelaskan secara detail tentang masalah  seputarMemahami gambaran umum tentang pengertian etika sebagai tinjauan, Dapat mengetahui prinsip – prinsip etika,Dapat memahami lingkungan bisnis yang mempengaruhi perilaku etika,  Dapat memahami kepedulian pelaku bisnis terhadap etika,Memahami perkembangan dalam etika bisnis


  
BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Etika
Dimanapun kita berada kita selalu dihadapkan pada etika, termasuk dalam lingkungan kerja. Karena etika juga sangat penting dalam dunia kerja, hal ini dikarenakan etika menjadi kunci atau panduan kita dalam profesionalisme kerja. 
Etika kerja adalah aturan normatif yang mengandung sistem nilai dan prinsip moral yang merupakan pedoman bagi karyawan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dalam perusahaan.
Etika kerja ini dibuat untuk karyawan agar karyawan menjadi lebih disiplin dengan menaati etika yang berlaku di tempat kerja sehingga dapat memperlancar kinerja sehari-hari.
Etika sendiri menyangkut mengenai norma atau tata krama. Pengertian etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani adalah "Ethos" yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan.
Etika kerja terkait dengan apa yang seharusnya dilakukan karyawan atau manajer. Untuk itu etika kerja setiap karyawan didasari prinsip-prinsip berikut:
·         Melaksanakan tugas sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan,
·         Selalu berorientasi pada budaya peningkatan mutu kerja,
·         Saling menghormati sesama karyawan,
·         Membangun kerjasama dalam melaksanakan tugas-tugas perusahaan,
·         Memegang amanah atau tanggung jawab dan kejujuran,
·         Menanamkan kedisiplinan bagi diri sendiri dan perusahaan.

2.2  Peranan Etika
Peranan etika kerja sangat lah penting karena kita dapat melakukan hal hal positif seperti sebagai berikut:
1.      Bersikap disiplin ini merupakan sikap yang bagus atau baik bagi kita karena akan nenunjang penilaina orang terhadap kita positif. Contohnya : datang tepat waktu, tugas selasai tepat pada waktu yang telah ditentukan.
2.      Rapih berpakaiaan ini juga salah satu penilaiaan orang kepada kita dari penampilan kita yang sopan, indah, enak dipandang. Contonya : memakai pakaiyan yang rapih lengkap denga atributnya dan tidak menggunakan asesoris yang dilarang karna dapat mengurangi penilaina  orang lain terhadap kita.
3.      Etika berbicara ini juga cara kita agar hubungan baik dalam bekerja tetap dalam keadaan yang nyaman supaya semua berjalan dengan lancar. Contonya : Berbicara menggunakan kata yang halus tidak menyinggung perasaan orang lain.
4.      Berkredibilitas yang tinggi seperti jujur serta bertanggung jawab pada tugas yang telah diberikan kepada kita. Contonya : Mengerjakan Tugas hingga selasai pada waktunya.
5.      Kita dapat membangun hubungan baik terhadap semua orang dalam lingkungan kerja dengan ini kita dapat mendapatkan suasana kerja yang nyaman untuk kita dalam melakukan pekerjaan saat berada di lingkungan kerja.

Contoh Kasus Perilaku Etika Dalam Bisnis
Diduga terjadi manipulasi data dalam laporan keuangan PT KAI tahun 2005, perusahaan BUMN itu dicatat meraih keutungan sebesar Rp, 6,9 Miliar. Padahal apabila diteliti dan dikaji lebih rinci, perusahaan seharusnya menderita kerugian sebesar Rp. 63 Miliar. Komisaris PT KAI Hekinus Manao yang juga sebagai Direktur Informasi dan Akuntansi Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Departemen Keuangan mengatakan, laporan keuangan itu telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik S. Manan.  Audit terhadap laporan keuangan PT KAI untuk tahun 2003 dan tahun-tahun sebelumnya dilakukan oleh Badan Pemeriksan Keuangan (BPK), untuk tahun 2004 diaudit oleh BPK dan akuntan publik.
Hasil audit tersebut kemudian diserahkan direksi PT KAI untuk disetujui sebelum disampaikan dalam rapat umum pemegang saham, dan komisaris PT KAI yaitu Hekinus Manao menolak menyetujui laporan keuangan PT KAI tahun 2005 yang telah diaudit oleh akuntan publik. Setelah hasil audit diteliti dengan seksama, ditemukan adanya kejanggalan dari laporan keuangan PT KAI tahun 2005 :
Pajak pihak ketiga sudah tiga tahun tidak pernah ditagih, tetapi dalam laporan keuangan itu dimasukkan sebagai pendapatan PT KAI selama tahun 2005.
Kewajiban PT KAI untuk membayar surat ketetapan pajak (SKP) pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar Rp 95,2 Miliar yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak pada akhir tahun 2003 disajikan dalam laporan keuangan sebagai piutang atau tagihan kepada beberapa pelanggan yang seharusnya menanggung beban pajak itu. Padahal berdasarkan Standart Akuntansi, pajak pihak ketiga yang tidak pernah ditagih itu tidak bisa dimasukkan sebagai aset. Di PT KAI ada kekeliruan direksi dalam mencatat penerimaan perusahaan selama tahun 2005.
Penurunan nilai persediaan suku cadang dan perlengkapan sebesar Rp 24 Miliar yang diketahui pada saat dilakukan inventarisasi tahun 2002 diakui manajemen PT KAI sebagai kerugian secara bertahap selama lima tahun. Pada akhir tahun 2005 masih tersisa saldo penurunan nilai yang belum dibebankan sebagai kerugian sebesar Rp 6 Miliar, yang seharusnya dibebankan seluruhnya dalam tahun 2005.
Bantuan pemerintah yang belum ditentukan statusnya dengan modal total nilai komulatif sebesar Rp 674,5 Miliar dan penyertaan modal negara sebesar Rp 70 Miliar oleh manajemen PT KAI disajikan dalam neraca per 31 Desember 2005 sebagai bagian dari hutang. Akan tetapi menurut Hekinus bantuan pemerintah dan penyertaan modal harus disajikan sebagai bagian dari modal perseroan.
Manajemen PT KAI tidak melakukan pencadangan kerugian terhadap kemungkinan tidak tertagihnya kewajiban pajak yang seharusnya telah dibebankan kepada pelanggan pada saat jasa angkutannya diberikan PT KAI tahun 1998 sampai 20asi data dalam laporan keuangan PT KAI tahun 2005, perusahaan BUMN itu dicatat meraih keutungan sebesar Rp, 6,9 Miliar. Padahal apabila diteliti dan dikaji lebih rinci, perusahaan seharusnya menderita kerugian sebesar RpPerbedaan pendapat terhadap laporan keuangan antara komisaris dan auditor akuntan publik terjadi karena PT KAI tidak memiliki tata kelola perusahaan yang baik. Ketiadaan tata kelola yang baik itu juga membuat komite audit (komisaris) PT KAI baru bisa dibuka akses terhadap laporan keuangan setelah diaudit akuntan publik. Akuntan publik yang telah mengaudit laporan keuangan PT KAI tahun 2005 segera diperiksa oleh Badan Peradilan Profesi Akuntan Publik. Jika terbukti bersalah, akuntan publik itu diberi sanksi teguran atau pencabutan izin praktek
Perbedaan pendapat terhadap laporan keuangan antara komisaris dan auditor akuntan publik terjadi karena PT KAI tidak memiliki tata kelola perusahaan yang baik. Ketiadaan tata kelola yang baik itu juga membuat komite audit (komisaris) PT KAI baru bisa dibuka akses terhadap laporan keuangan setelah diaudit akuntan publik. Akuntan publik yang telah mengaudit laporan keuangan PT KAI tahun 2005 segera diperiksa oleh Badan Peradilan Profesi Akuntan Publik. Jika terbukti bersalah, akuntan publik itu diberi sanksi teguran atau pencabutan izin praktek


BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan normamoral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidupmanusia, baik secara pribadi maupun sebagai kelompok.
2.      Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan gunamenghasilkan barang dan jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendirimaupun masyarakat.

3.2 SARAN
            Karyawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab harus didasari oleh kode etik. Ini semua agar seorang karyawan (pengawai) tetap menjalankannya sesuai dengan kaidah atau aturan yang telah ditetapkan oleh Ikatan karyawan (pengawai) Indonesia yang diharapkannya agar kedepan karyawan yang profesional dapat menjadi suatu contoh yang baik.



DAFTAR PUSTAKA

Gumilar, Wahyu (2016), http://wahyugumilar.blogspot.com/2016/03/moral-dan-etika-dalam-bekerja.html. Diakses: 1 November 2019

Komentar